Barang dan Jasa

April 15, 2011

Pada bab sebelumnya telah disampaikan bahwa alat pemuas kebutuhan manusia berupa barang dan jasa. Barang dapat didefinisikan sebagai objek atau jasa yang mempunyai nilai. Nilai suatu barang ditentukan oleh kemampuan barang tersebut dalam memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan  jasa merupakan tindakan pelayanan baik berkaitan dengan barang fisik maupun non fisik yang dilakukan salah satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Pada bab ini akan diuraikan secara khusus penggunaan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia berdasarkan skala prioritas, subjek, waktu pemenuhan, dan sifatnya serta dikemukakan berbagai jenis barang.

Pemenuhan Kebutuhan Manusia

Penggunaan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia dapat disesuaikan menurut tingkat kepentingan (intensitas), subjek, waktu pemenuhan, maupun sifatnya.

Berdasarkan Tingkat Kepentingan (Intensitas)

Kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingan atau skala prioritas dapat dibedakan menjadi tiga kategori:

1.     Kebutuhan Primer

Ialah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi demi mendapatkan kehidupan yang layak. Apabila kebutuhan ini terhambat pemenuhannya maka bisa dipastikan akan mengganggu keberlangsungan kehidupan manusia. Contoh kebutuhan ini adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

2.     Kebutuhan Sekunder

Ialah kebutuhan yang pemenuhannya bisa ditunda atau tidak terlalu mendesak untuk digunakan. Kebutuhan pelengkap ini dipenuhi setelah kebutuhan primer tercukupi. Perabot rumah tangga, meja, kursi, televisi, dan kulkas adalah beberapa contoh barang sekunder.

3.     Kebutuhan Tersier

Ialah kebutuhan akan barang mewah yang dapat dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder tercukupi. Beberapa contohnya adalah mobil, berwisata ke luar negeri, PC tablet, laptop dan sebagainya.

Pemenuhan kebutuhan tersebut di atas sangat bergantung dari latar belakang sosial dan ekonomi seseorang. Bagi sebagian orang, sepeda motor mungkin termasuk ke dalam kebutuhan tersier, tetapi bagi sebagian yang lain bisa dianggap kebutuhan sekunder.

Berdasarkan Subjek

Merupakan pengelompokan kebutuhan berdasarkan pada jumlah pengguna dan pemanfaat barang atau jasa. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi:

1.     Kebutuhan Individu (Perorangan)

Merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh seseorang, sehingga orang lain mungkin tidak memerlukan kebutuhan tersebut. Contoh untuk kebutuhan ini adalah kunci pas untuk pekerja bengkel, mesin jahit untuk penjahit.

2.     Kebutuhan Sosial (Masyarakat)

Merupakan kebutuhan kelompok atau kolektif yang digunakan untuk kepentingan masyarakat atau sosial. Pasar, jembatan, jalan raya, serta rambu lalu lintas merupakan beberapa contoh kebutuhan ini.

Berdasarkan Waktu Pemenuhan

Kalian tentu mempunyai kebutuhan yang setiap saat harus dipenuhi dan kebutuhan yang bisa ditunda pemenuhannya. Berdasarkan kategori waktu pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dibagi seperti di bawah ini:

1.     Kebutuhan Sekarang

Ialah kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi pemenuhannya, misalnya: kebutuhan makanan ketika lapar atau obat dikala sakit.

2.     Kebutuhan Masa Datang

Ialah kebutuhan yang akan dipenuhi di masa yang akan datang dan dapat direncanakan. Misalnya: biaya pendidikan ke perguruan tinggi atau menabung untuk membeli sesuatu.

Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1.     Kebutuhan Jasmani

Adalah kebutuhan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh tubuh atau raga manusia. Misalnya: kebutuhan makan, minum, pakaian, berolah raga, dan sebagainya.

2.     Kebutuhan Rohani

Adalah kebutuhan yang tidak berwujud dan hanya dapat dikonsumsi oleh jiwa atau rohani manusia. Perasaan ingin disayangi, kebutuhan beragama, keinginan mencurahkan ide atau isi hati merupakan contoh kebutuhan ini.

Barang dan Jenis-Jenisnya

Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang sangat beragam, maka sebagian orang membuat barang atau menyediakan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan manusia tersebut. Penyedia barang atau jasa tersebut dinamakan produsen. Jenis-jenis barang dapat dibedakan menurut wujud, fungsi, sifat, proses, sifat hubungan, dan kepemilikan.

Menurut Wujud

Menurut wujudnya barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1.     Barang Konkret

Adalah barang yang berwujud atau fisiknya dapat dilihat. Misalnya: televisi, komputer, kulkas.

2.     Barang Abstrak.

Adalah barang yang secara fisik tidak dapat dilihat (jasa), misalnya: lagu, jasa dokter, guru, tukang cukur, dan sebagainya.

Menurut Fungsi

Apabila sesuai fungsinya, barang dapat dikategorikan menjadi dua macam seperti berikut:

1.     Barang Konsumsi

Adalah barang yang bisa langsung memenuhi kebutuhan manusia, misalnya: makanan dan pakaian.

2.     Barang Produksi

Adalah barang yang digunakan sebagai alat untuk memproduksi barang lain. Contoh: bahan baku, barang modal, dan mesin.

Menurut Sifat

Selain itu, barang dapat dikelompokkan menurut sifatnya menjadi:

1.     Barang Ekonomis

Merupakan barang berguna dimana jumlah permintaannya lebih banyak dibandingkan dengan yang tersedia serta diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Misalnya: mobil, rumah, buku, dan lain-lain.

2.     Barang Bebas

Merupakan barang berguna yang ketersediaanya melebihi permintaannya, serta tidak diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. Selain itu, untuk memperolehnya tidak perlu melanggar hak-hak orang lain. Misalnya: udara, air sungai, air hujan, cahaya matahari dan sebagainya.

Menurut Proses

Sedangkan menurut prosesnya barang dapat dibedakan seperti:

1.     Barang Mentah

Ialah barang yang masih harus diolah untuk dapat dimanfaatkan. Misalnya: kelapa sawit, gas alam, getah karet, dan minyak bumi.

2.     Barang Setengah Jadi

Ialah barang olahan yang dapat langsung dijual, akan tetapi belum dapat langsung digunakan oleh konsumen. Barang ini akan bertambah nilai gunanya bila diubah menjadi barang jadi. Contoh: kain, sparepart mesin.

3.     Barang Jadi

Ialah barang yang siap dikonsumsi atau digunakan  untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya: pakaian, kipas angin, ban.

Menurut Sifat Hubungan

1.     Barang Substitusi

Yaitu barang yang bisa saling menggantikan kegunaan maupun pemakaiannya, misalnya: Beras dengan jagung atau sagu.

2.     Barang Komplementer

Yaitu barang yang penggunaannya secara bersama-sama dan saling melengkapi. Contohnya: Mobil dengan bensin, pena dengan tinta.

Menurut Kepemilikan

1.     Barang Privat

Adalah barang yang kepemilikannya dimiliki oleh seseorang. Misalnya: televisi, mobil, dan rumah.

2.     Barang Publik

Adalah barang yang kepemilikannya dimiliki oleh masyarakat. Misalnya: jembatan dan jalan umum.

Selain itu dikenal pula istilah barang inferior, superior, dan barang giffen. Definisi dari ketiga jenis barang ini ialah:

1.     Barang Inferior

Merupakan barang yang tidak memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga akan mengalami penurunan permintaan manakala pendapatan seseorang naik. Contoh: mobil murah, layanan bis antar kota, barang bekas yang dijual kembali kepada orang-orang berpenghasilan rendah, makanan murah seperti angkringan, warteg, dan sebagainya.

2.     Barang Superior

Merupakan barang yang mempunyai kualitas unggul, didistribusikan secara luas, dan mempunyai prestise. Apabila pendapatan seseorang naik maka permintaan barang superior juga akan naik.

3.     Barang Giffen

Istilah Giffen berasal dari Sir Robert Giffen, seorang ekonom asal Skotlandia, memiliki sifat seperti barang inferior serta bertentangan dengan hukum permintaan. Apabila harga naik permintaannya justru meningkat atau apabila harga turun permintaan cenderung berkurang akibat efek pendapatan lebih besar dari efek substitusi. Contoh dari barang jenis ini adalah makanan pokok berkualitas rendah (Staple food) seperti singkong, gaplek, dan sebagainya. Permintaan akan barang giffen ini didorong oleh kemiskinan yang membuat konsumen tidak mampu membeli barang yang lebih berkualitas.

Sedangkan jenis kegunaan barang (utilitas) untuk memenuhi kebutuhan manusia terdiri dari:

1. Element utility: kegunaan barang karena mempunyai zat asli yang dibutuhkan, seperti: telur, beras, singkong, dan sebagainya.

2. Time utility: berguna karena waktu, contoh: payung, jas hujan pada musim hujan.

3. Place utility: kegunaan barang karena tempat, misalnya: buah di kebun dengan di toko, pasir di sungai dengan pasir di kota.

4. Form utility: berguna karena perubahan bentuk, contoh: kayu menjadi meja, kulit ular menjadi tas, batu menjadi marmer.

5. Ownership utility: barang berguna karena perpindahan kepemilikan, misalnya: sepeda motor pameran tidak bisa dipakai, tetapi ketika sudah dibeli bisa dipakai.

6. Service utility: kegunaan karena faktor pelayanan, contoh: perawat di rumah sakit, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.


Masalah Ekonomi dan Elastisitas (bag.2)

April 15, 2011

sambungan (bag.1)…

Prinsip, Tindakan, dan Motif Ekonomi

Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk memperoleh kepuasan yang optimal, manusia akan bertindak logis dengan memikirkan untung rugi, menimbang skala prioritas, keinginan atau harapan di masa depan, dan sebagainya. Pertimbangan manusia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi prinsip, motif, atau tindakan ekonomi.

Prinsip Ekonomi

Prinsip ekonomi merupakan pedoman yang digunakan manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi. Secara umum manusia memiliki kecenderungan berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan tingkat pengorbanan tertentu. Dengan kata lain input yang dirasakan sebanding atau lebih besar dengan output yang dikeluarkan.

Misalnya seorang ibu menawar harga suatu barang agar dapat membeli barang lainnya.

Tindakan Ekonomi

Tindakan ekonomi ialah segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang disesuaikan dengan tingkat kepentingan dan didasarkan pada prinsip ekonomi.

Contoh: seorang mahasiswa yang mendapatkan kiriman dari orang tuanya kemudian membelanjakannya sesuai dengan kebutuhan.

Motif Ekonomi

Motif ekonomi adalah keinginan atau gejala sesuatu yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan ekonomi. Motivasi seseorang untuk mencapai kesejahteraan mungkin berbeda satu sama lain, sehingga keinginan ini bersifat subjektif. Berbeda dengan prinsip ekonomi dimana setiap manusia memiliki kecenderungan yang sama atau bersifat objektif.  Berikut beberapa contoh motif ekonomi:

1.     Keinginan meraih keuntungan atau kemakmuran.

2.     Keinginan memperoleh kekuasaan dan kepuasan.

3.     Keinginan mendapatkan penghargaan atau prestasi.

4.     Keinginan melakukan kegiatan sosial.

Metode dan Hukum Ekonomi

Di dalam ilmu ekonomi dikenal beberapa metode untuk menetapkan sebuah kesimpulan atau hukum ekonomi yang didasarkan atas analisis peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di masyarakat. Kesimpulan maupun hukum tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kecenderungan-kecenderungan atau akibat yang akan terjadi bila sebuah peristiwa ekonomi terjadi.

Metode Ekonomi

Metode yang digunakan dalam ekonomi adalah:

1. Metode Induksi atau Empiris

Metode yang bermula dari fakta atau peristiwa yang terjadi di masyarakat kemudian dianalisis dan dibuat kesimpulan ekonomi, setelah itu ditetapkan hukum ekonomi.

  • Peristiwa ekonomi: menjelang lebaran harga bahan pokok naik.
  • Analisis: kenaikan harga disebabkan meningkatnya permintaan.
  • Kesimpulan: harga naik karena permintaan naik.
  • Penetapan hukum atau dalil: hukum permintaan dan penawaran.

2. Metode Deduksi atau Abstrak

Metode yang bermula dari dalil atau teori yang telah ada, lalu dianalisis kemudian dibuat kesimpulan ekonomi.

  • Teori: manusia adalah homoeconomicus, senang dengan barang berkualitas baik dan harganya murah.
  • Analisis: sebuah sepeda dengan kualitas sama dijual di dua toko yang berbeda. Toko A menjual dengan harga 500 ribu, sedangkan  toko B dengan harga 550 ribu. Toko A lebih laku dari toko B.
  • Kesimpulan: teori awal benar bahwa manusia senang dengan barang berkualitas baik dan harganya murah.

3. Metode Sintesa

Metode yang menggunakan kenyataan dan teori secara bersama-sama untuk membuat kesimpulan ekonomi.

Metode ini dimanfaatkan untuk menguji keterkaitan suatu teori dengan fakta dalam suatu waktu tertentu secara bersama-sama, termasuk apakah teori tersebut masih relevan atau tidak dengan sebuah peristiwa. Biasanya digunakan dalam sebuah penelitian atau observasi lapangan.

Hukum Ekonomi

Hukum ekonomi Adalah keseluruhan rumusan yang berlaku secara umum dan menggambarkan keterkaitan antara peristiwa ekonomi yang satu dengan peristiwa ekonomi lainnya. Hukum ekonomi ini dibagi menjadi dua yaitu:

1.     Hukum Kausal (sebab-akibat)

Apabila peristiwa ekonomi yang satu mengakibatkan peristiwa ekonomi lainnya, tetapi tidak berlaku sebaliknya.

Contoh:

Remunerasi atau kenaikan gaji PNS dapat memicu kenaikan harga, tetapi tidak selalu kenaikan harga menyebabkan kenaikan gaji PNS.

2.     Hukum Fungsional (interdependence atau saling mempengaruhi)

Apabila terdapat dua peristiwa ekonomi yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Contoh: hukum permintaan, apabila terjadi tambahan permintaan akan menyebabkan kenaikan harga. Demikian pula apabila harga turun akan menyebabkan meningkatnya permintaan. Sehingga harga dan permintaan dapat saling mempengaruhi.

Karakteristik hukum ekonomi ini ialah:

a.     Berlaku apabila keadaan yang lain tetap (cateris paribus). Cateris paribus ialah suatu asumsi dimana faktor-faktor lain selain harga dianggap konstan atau tetap. Faktor-faktor tersebut meliputi pendapatan, selera konsumen, harga barang lain, praduga tentang harga tetap, dan tidak ada barang pengganti.

b.     Bersifat relatif, artinya tidak bersifat mutlak.

c.     Bersifat tendens atau mempunyai kecenderungan, artinya hukum ekonomi berlaku apabila terdapat gejala menuju apa yang dinyatakan dalam hukum ekonomi tersebut.

Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi merupakan sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Berikut beberapa sistem ekonomi yang pernah diterapkan oleh negara-negara di dunia.

Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama-sama dan untuk kepentingan bersama, sesuai tata cara yang ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya atau adat istiadat yang berlaku. Ciri-ciri sistem ini ialah pertukaran barang menggunakan sistem barter,  belum ada pembagian kerja di dalam memproduksi barang serta jenis produksi masih menyesuaikan kebutuhan pribadi. Selain itu, budaya yang masih tradisional menumbuhkan rasa kekeluargaan yang erat antar anggota masyarakat sehingga jarang terjadi gesekan antar anggota masyarakat. Sektor ekonomi yang dominan dikelola oleh masyarakat ini ialah pemanfaatan tanah untuk pertanian.

Hubungan kekeluargaan yang erat melatih sikap jujur masyarakat dalam melakukan pertukaran barang sekaligus mengarahkan orientasi produksi bukan pada keuntungan semata tetapi pada nilai sosial yang dipupuk dan diwariskan secara turun temurun seperti sikap tolong menolong, toleransi, dan sebagainya. Walaupun sistem ini memiliki kelebihan tersebut, tetapi sistem ekonomi tradisional ini masih menyisakan permasalahan seperti sulitnya menetapkan ukuran barang yang dipertukarkan, keterbatasan jumlah barang yang diproduksi dan sering tidak mencukupi kebutuhan meskipun setiap individu mempunyai keinginan untuk memproduksi barang dan jasa, serta kesulitan dalam mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan. Sistem ekonomi ini digunakan oleh beberapa suku di Afrika, serta beberapa wilayah di Amerika Selatan dan Asia.

Sistem Ekonomi Terpusat atau Sosialis

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan ekonomi sepenuhnya bertanggung jawab dan mengatur kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi, dan konsumsi masyarakat. Oleh sebab itu, negara menguasai seluruh alat produksi serta mengendalikan manajemennya. Hal inilah yang mendorong sistem ekonomi dikelola secara terpusat.

Pemerintah sebagai penanggung jawab penuh perekonomian lebih leluasa untuk mendistribusikan pendapatan kepada masyarakat, sehingga kesenjangan sosial relatif tidak ada. Selain itu, kelebihan lainnya ialah pemerintah dapat dengan mudah mengendalikan harga. Akan tetapi, dengan kegiatan ekonomi yang diatur dan dikendalikan oleh pemerintah seluruhnya menyebabkan daya kreasi dan potensi masyarakat tidak berkembang. Persoalan lainnya muncul ketika hak milik perseorangan dan kebebasan individu juga sangat dibatasi. Negara yang pernah menerapkan sistem ini adalah Kuba, Polandia, dan Rusia yang berideologi sosialis atau komunis.

Sistem Ekonomi Bebas atau Liberal

Dalam sistem ekonomi bebas, kegiatan ekonomi di semua sektor dikelola oleh swasta, proses pembentukan harga juga ditentukan oleh mekanisme pasar yakni pemintaan dan penawaran. Sementara itu, modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Selain ketiga hal tersebut, ciri-ciri lainnya seperti: Pemerintah tidak ikut secara langsung dalam kegiatan ekonomi, timbulnya persaingan bebas antar pengusaha, serta setiap individu bebas memiliki barang dan alat produksi menjadi ciri khusus sistem ekonomi ini.

Sistem ekonomi bebas yang cenderung diterapkan di negara seperti Amerika, Hongkong, Belanda, Spanyol, Portugal dan negara Eropa barat yang berpaham liberal ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah setiap individu termotivasi untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, pemilihan sektor usaha disesuaikan dengan kemampuan, barang yang diproduksi juga lebih berkualitas dan efisien. Namun dengan begitu terdapat kelemahan yang harus diantisipasi seperti kesenjangan sosial akibat kurang meratanya distribusi pendapatan, eksploitasi sumber daya alam, monopoli dan persaingan yang tidak sehat.

Sistem Ekonomi Campuran (Sosialis dan Liberal)

Untuk meminimalisir kelemahan sistem ekonomi terpusat dan bebas, maka diciptakan sistem ekonomi campuran. Sistem ini melibatkan pemerintah sebagai penanggung jawab negara serta mengakomodasi pihak swasta yang ikut berperan dalam kegiatan perekonomian. Dengan demikian sistem ekonomi pemerintah dan swasta terpisah secara jelas, termasuk hak kepemilikan perorangan yang diakui oleh pemerintah. Kerjasama antara pemerintah dan swasta akan mampu mengendalikan naik turunnya harga.

Dalam sistem ekonomi campuran apabila pembagian peran pemerintah dan swasta tidak jelas akan menimbulkan dampak tumpang tindih peranan. Sehingga apabila peran pemerintah terlalu mendominasi akan menimbulkan etatisme, demikian pula sebaliknya bila peran swasta yang terlampau besar akan menimbulkan monopoli. Sebagian besar negara-negara di dunia menganut sistem ini seperti Perancis dan Malaysia.

Sistem Demokrasi Ekonomi

Sistem demokrasi ekonomi digunakan oleh negara kita, Indonesia. Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi dituangkan dalam konstitusi berupa Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 yang menyatakan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Selanjutnya cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Selain itu, negara harus meletakkan sendi-sendi perekonomian atas asas kekeluargaan serta bertanggung jawab untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Dalam sistem demokrasi ekonomi ini warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan serta pengakuan terhadap hak milik perorangan.

Ancaman terhadap sistem demokrasi ekonomi adalah dominasi negara dalam kegiatan ekonomi yang dapat mengakibatkan kekuasaan yang berlebihan oleh negara atau kurangnya pengawasan pemerintah sehingga menimbulkan monopoli atas faktor produksi oleh kelompok-kelompok tertentu.


Masalah Ekonomi dan Elastisitas (bag.1)

April 15, 2011

Konsep Dasar Ekonomi

Sebagai makhluk hidup kalian pasti mempunyai kebutuhan, entah itu berupa kebutuhan dasar atau kebutuhan pelengkap lainnya. Seorang psikolog Amerika yang terkenal dengan teori hirarki kebutuhan, Abraham Harold Maslow, membagi kebutuhan manusia menjadi enam tingkatan dalam sebuah piramida kebutuhan. Tingkatan paling bawah merupakan kebutuhan dasar atau fisiologis, kebutuhan ini meliputi kebutuhan makan, minum, bernafas, tidur, dan sebagainya. Setelah itu diikuti kebutuhan akan rasa aman dan ketenteraman, contoh: keamanan saat bepergian, bekerja, dan keamanan lingkungan tempat tinggal.  Tingkat  kebutuhan selanjutnya ialah kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, misalnya kebutuhan bersahabat, menjalin hubungan dengan keluarga dan orang lain. Berikutnya merupakan kebutuhan untuk dihargai, contoh: kebutuhan ingin memperoleh peghargaan dan menghargai orang lain, keinginan berprestasi dan lain-lain. Dan yang terakhir ialah kebutuhan untuk beraktualisasi diri, seperti mengembangkan kreatifitas atau memecahkan masalah. Hirarki kebutuhan tersebut dapat dilukiskan dengan gambar berikut.

Setelah kalian memahami teori hirarki kebutuhan Maslow, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut?. Nah, segala aktivitas maupun tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya dipelajari dalam sebuah ilmu sosial yaitu ilmu ekonomi. Untuk memperjelas ilustrasi di atas simaklah penjelasan berikut.

Masalah Pokok Ekonomi

Apabila ilmu ekonomi merupakan ilmu yang menguraikan perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya, maka ilmu ekonomi ada sejak manusia dilahirkan di muka bumi. Karena ketika lahir, manusia telah mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Selain jumlah, kebutuhan manusia terus berkembang seiring dengan perubahan zaman yang diikuti dengan meningkatnya teknologi, sarana komunikasi, dan globalisasi. Oleh sebab itu muncul permasalahan baru yang dihadapi oleh manusia yaitu ketimpangan antara jumlah kebutuhan dengan ketersediaan sumber daya sebagai pemuas kebutuhan manusia. Alat pemuas kebutuhan manusia yang dimaksud ialah berupa barang atau jasa. Manusia tidak akan mencapai kesejahteraan selama kebutuhannya lebih besar daripada alat pemuas kebutuhan.

kebutuhan > alat pemuas kebutuhan

sedangkan kesejahteraan akan tercapai bila kebutuhan seimbang dengan alat pemuas yang tersedia.

kebutuhan = alat pemuas kebutuhan

Oleh sebab itu sebagian manusia lainnya yang disebut produsen berusaha untuk menyediakan barang atau jasa sebagai alat pemuas kebutuhan manusia. Pertanyaan selanjutnya adalah:

1.     Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan (what)?.

2.     Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut (how)?.

3.     Untuk siapa barang dan jasa tersebut dibuat (for whom)?.

Inilah masalah pokok ekonomi yang harus dipecahkan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dengan alat pemuas yang berarti kesejahteraan manusia akan tercapai.

Pengertian Ilmu Ekonomi

Demi mencapai tingkat kesejahteraan yang diinginkan, manusia akan melakukan berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Yang berarti, sebagai makhluk rasional, manusia akan terdorong melakukan berbagai alternatif pilihan atas sumber daya yang terbatas untuk meraih kepuasan maksimal. Usaha dan tujuan manusia dalam menentukan sumber daya inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Istilah ekonomi sendiri pada awalnya diperkenalkan oleh seorang filsuf Yunani bernama Xenophone (440-355 SM). Ekonomi berasal dari dua penggal kata yaitu Oikos dan Nomos yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Rumah tangga dalam arti luas dapat berarti rumah tangga produsen, konsumen, dan pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai pelaku ekonomi. Di dalam perkembangannya ahli ekonomi neo klasik mendefinisikan tentang ilmu ekonomi sebagai berikut:

Ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk menyalurkannya -baik saat ini maupun di masa depan- kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. (Paul Samuelson: 2001).

Biaya Peluang (Opportunity Cost)

Akibat terbatasnya sumber daya yang dimiliki, dalam mengambil suatu tindakan alternatif seseorang akan mengorbankan apapun untuk memperoleh atau memproduksi jasa tertentu. Pengorbanan inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai biaya peluang ( opportunity cost). Biaya peluang dapat ditemukan dalam setiap kondisi dimana harus diambil keputusan akibat adanya kelangkaan untuk memperoleh kepuasan atau hasil maksimal. Perhatikan contoh berikut!.

Seorang lulusan SMK mendaftarkan diri ke Universitas Indonesia dan diterima setelah melalui beberapa tes, disaat bersamaan dia diterima bekerja di perusahaan tekstil dengan gaji Rp 1.500.000,00 per bulan. Apabila ia memutuskan untuk kuliah dan bukan bekerja, maka biaya peluangnya adalah Rp 1.500.000,00 per bulan.

Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya peluang (opportunity cost) adalah biaya kesempatan yang hilang akibat keterbatasan sumber daya.Oleh karena manusia ingin memperoleh kepuasan atau hasil maksimal maka sumber daya ekonomi yang dimiliki harus diberdayakan secara optimal. Biaya peluang tidak hanya terjadi pada individu, tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat terjadi pada rumah tangga produsen maupun rumah tangga pemerintah.

Di dalam rumah tangga produsen yang menghasilkan lebih dari satu komoditas sering dihadapkan pada kemungkinan kombinasi sumber daya untuk menghasilkan output yang maksimal. Sebuah kurva yang menggambarkan berbagai kemungkinan kombinasi maksimum out put (barang dan jasa) yang dapat dihasilkan pada suatu waktu ketika sumber daya dan teknologi digunakan sepenuhnya disebut dengan Kurva Kemungkinan Produksi (Production Posibility Curve). Bentuk kurva berikut menggambarkan keterkaitan biaya peluang dengan kemungkinan produksi.

Penjelasan:

Kurva P menunjukkan batas kemungkinan produksi. Ketika batas kemungkinan produksi berada di titik E, maka produksi obat dapat ditingkatkan dari 7.000 menjadi 12.000 botol dengan menurunkan produksi beras. Pergerakan alternatif produksi di titik E (30.000 ton beras dan 7.000 botol obat) ke titik F (8.000 ton beras dan 12.000 botol obat) menggunakan biaya oportunitas (untuk menambah produksi 5.000 botol obat) sebesar 22.000 ton beras. Titik yang terletak di kurva PPC (titik D, E, dan F) merupakan kemungkinan kombinasi produksi yang dianggap efisien, sedangkan bila terletak di dalam kurva (titik A, B dan C) dianggap tidak efisien karena tidak menggunakan sumber daya sepenuhnya. Apabila di luar kurva (titik E’) maka tidak mungkin tercapai dan hanya akan tercapai seiring dengan bertambahnya sumber daya atau meningkatnya teknologi.

bersambung…